BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop.Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut (Penn, 1991).
Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain (Alcamo, 2001).
Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm. bakteri yang paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5 – 1 x 2 – 5 µm. sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5 – 1 µm dan panjang 2 – 3 µm. Sel beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar daro 0,1 – 0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma, ukurannya khas amat kecil – demikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 – 0,3 µm (Atlas, 1995).
Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan relatif mudah serta tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan mikroskop ocular, suatu piringan yang diukir dengan garis-garis berjarak sama. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan berpedomankan micrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop yang dilengkapi mikroskop ocular akan menampakkan garis-garis yang sudah diketahui ukurannya di atas mikroorganisme yang diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan dengan mudah (Martinko dan Madigan, 2005).
Sel-sel individu bakteri dapat berbetnuk seperti elips, bola, batang, atau spiral.Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies (Holt dan Bergey, 1994).
Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus.Kokus mucul dalam beberapa penataan yang khas tergantung pada spesiesnya.Sel berbentuk silindris atau batang dinamakan basilus.Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai (Funke et al, 2004).
Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling melekat.Tercakup di dalam kelompok morfologis ini adalah spiroketa, beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi manusia.Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-beda menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya serta kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilum berukuran pendek, spiralnya berpilin ketat; yang lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut sebagai bakteri koma, atau vibrio (Holt dan Bergey, 1994).
Spesies-spesies tertentu bakteri menunjukkan adanya pola penataan sel, seperti berpasangan, gerombol, rantai atau filament. Pola penataan bakteri berbentuk spiral (Atlas, 1995).
• Pola Penataan Sel Bakteri Berbentuk Kokus
• Pola Penataan Sel Bakteri Berbentuk Batang
Bakteri bersifat transparan dan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.Untuk mengetahui struktur, morfologi, dan sifat kimia bakteri, harus dilakukan pengecatan sel bakteri.Zat warna yang biasa dijadikan untuk mengecat bakteri adalah methylene blue, basic fuchsin, dan crystal violet.Zat warna ini menghasilkan ion warna (chromophore) yang bermuatan positif, sehingga bakteri yang bermuatan negative menarik chromophore kationik (Martinko dan Madigan, 2005).
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
• Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
o Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
o Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
o Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
o Staphylococcus, jika bergerombol
o Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
• Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
• Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua (www.wikipedia.com).
Kehadiran mikrobia pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan.Ada hasil metabolisme spesies mikrobia tertentu pada makanan dibutuhkan dan digemari oleh manusia.Akan tetapi ada beberapa species yang dapat merusak makanan dengan pembusukan atau menghasilkan toksin yang berbahaya bagi manusia.Setiap produk yang dihasilkan oleh mikrobia tergantung jumlah mikrobia yang terkandung dalam suatu bahan atau lingkungan (Fardiaz, 1996).
Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan.Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan.Oleh karena itulah, pada acara praktikum mikrobiologi dasar untuk perhitungan koloni kali ini menggunakan metode hitungan cawan (Fardiaz, 1996).
Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah (Dwidjoseputro, 1978) :
1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada yang tidak rata.
3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.
4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya kasar dan tidak rata.
5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya suram.
6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.
Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sample bisa di katakan murni (Dilliello, 2002). Terkadang untuk menghitung kuantitas mikroorganisme pada sample dapat di uji dengan cara menghitung jumlah koloni pada agar. Agar lempengan yang telah ditetapkan, disingkat jumlah penjumlahan pada lempengan (Standart plate count) (Dwisaputro, 2002).
A. Penghitungan jumlah bakteri hidup (tidak langsung)
1. Plate Count (hitungan cawan)
Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakteri.(http://ekmon-saurus.blogspot.com)
Di alam fungi dan yeast/khamirjugatidakpernahberada di suatutempathanyadalamsatuspesies. Karenaituuntukmemperolehpopulasi fungi danyeast/khamirdalamkulturmurni, jugaharusdilakukanteknikisolasidanpemurnian. Metodenyaserupabakteri, sumber fungi hamper sama denganbakteri.Perbedaannyabahwapopulasi fungi di air lebihsedikitdibandingkanlingkungandengan pH yang rendah.Pertumbuhan fungi pada medium menunjukkan penampakan yang padaumumnyaberupabenang-benangputihdansangatmudahuntukdilihat.Sedangkan yeast/khamirakantampaksepertikolonibakteriyangtidakmengkilap (Fardiaz, 1992).
Untuk mendapatkan biakan murni ada beberapa cara yang dapat dilakukanyaitu : pengenceran, penuangan, penggesekan untuk menumbuhkan mikrobaanaerob dan pengucilan satu sel. Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalammelakukan isolasi mikroba yaitu sebagai berikut :
1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi
2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut
3. Medium untuk pertumbuhan yang sesuai
4. Cara menginokulasi mikroba.
1.2 Tujuan
1.2.1 Purifikasi Bakteri
• Praktikan dapat melakukan purifikasi bakteri
• Praktikan dapat mengetahui teknik purifikasi
1.2.2 Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Bakteri
• Praktikan dapat melakukan pengamatan mengenai morfologi bakteri.
1.2.3 Perhitungan Jumlah Mikroba
• Praktikan dapat memahami berbagai macam metode perhitungan jumlah mikroba.
• Praktikan mempunyai ketrampilan untuk melakukan perhitungan jumlah mikroba dalam suatu contoh bahan menggunakan metode perhitungan secara langsung dan tidak langsung.
BAB II
MATERI METODE
2.1 Waktu dan TempatHari, tanggal : Minggu, 28 Oktober 2012
Waktu : 09.00 – 10. 00 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat Purifikasi
No NamaAlat Gambar Fungsi
1 Cawan Petri Sebagai tempat isolate bakteri.
2 Korekapi Untuk menyalakan bunsen.
3 Bunsen Untuk membentuk zona steril.
4 JarumOse Untuk memindahkan bakteri.
5 Label Untuk menamai cawan petri.
2.2.2 Alat Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Bakteri
No. Nama Alat Gambar Fungsi Keterangan
1 Spidol Untuk membuat kuadran
2 Lampu Untuk menerangi media saat perhitungan
3 Alat Tulis Untuk mencatat hasil perhitungan
2.2.3 Alat Perhitungan Jumlah Mikroba
No. Nama Alat Gambar Fungsi Ketera-ngan
1 Spidol Untuk membuat kuadran
2 Penggaris Untuk membuat kuadran
3 Lampu Untuk menerangi media saat perhitungan
4 Alat Tulis Untuk mencatat hasil perhitungan
5 Hand Counter Untuk menghitung jumlah mikroba
2.2.3 Bahan Purifikasi
No NamaBahan Fungsi
1 Alkohol 70% Sebagaidesinfektan
2 IsolatBakteriSargassum polycystum Sampel yang dipurifikasi
3 Media Agar Sebagai media penanamanbakteri.
2.2.4 Bahan Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Bakteri
No Nama Fungsi
1 Isolat bakteri Sampel yang diidentifikasi
2 Alkohol Untuk sterilisasi
3 Media Zobells 2216e Media tanam bakteri
2.2.5 Bahan Perhitungan Jumlah Mikroba
No. Nama Fungsi Keterangan
1. Isolat bakteri Sampel yang akan dihitung jumlah mikrobanya
2. Media Zobells Sebagai tempat atau media tumbuh bakteri
3. Alkohol Untuk sterilisasi
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Purifikasi Bakteri
Bakteri dibedakan berdasarkan morfologinya (bentuk, warna dan tekstur).
Goreskan pada media baru dengan metode streak
Inkubasi selama 5 hari hingga koloni-koloni bakteri terpisah
Koloni-koloni yang sudah murni dipindahkan ke media agar baru
2.3.2 Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Bakteri
Membuat garis kuadran I-VIII pada cawan petri
Melakukan perhitungan koloni pada masing-masing kuadran lalu jumlah total koloninya
Mengidentifikasi bakteri berdasarkan warna, bentuk dan teksturnya (minimal 3 bakteri)
Memberi nama (contoh: a dan b) mengambil salah satu koloni dengan jarum ose lalu goreskan ke media baru
2.3.3 Perhitungan Jumlah Mikroba
Melakukan perhitungan koloni masing-masing pengenceran
Menghitung jumlah mikroba hingga ditemukan jumlah koloni per ml atau per gram
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Purifikasi Bakteri
3.1.2 Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Bakteri
Pengenceran 10-3
Kuadran I : 81
Kuadran II : 73
Kuadran III : 56
Kuadran IV : 70
Kuadran V : 39
Kuadran VI : 47
Kuadran VII : 277
Kuadran VIII : 42 +
Total = 658
Identifikasi Morfologi
No Bentuk Tekstur Warna
1 Hifa Tidak teratur Putih susu
2 Bulat Tidak teratur Putih susu
3 Lonjong Cembung Putih susu
Pengenceran 10-4
Kuadran I : 4
Kuadran II : 8
Kuadran III : 20
Kuadran IV : 11
Kuadran V : Swam
Kuadran VI : 18
Kuadran VII : 24
Kuadran VIII : 7 +
Total = 97
Identifikasi Morfologi
No Bentuk Tekstur Warna
1 Bulat biasa Timbul Putih susu
2 Bulat telur mata sapi Datar Putih transparan
3 Hifa Datar Putih susu
Pengenceran 10-5
Kuadran I : 108
Kuadran II : 141
Kuadran III : 141
Kuadran IV : 138
Kuadran V : 108
Kuadran VI : 126
Kuadran VII : 126
Kuadran VIII : 77 +
Total = 965
Identifikasi Morfologi
No Bentuk Tekstur Warna
1 Bulat telur Datar Kuning
2 Bulat simetris Datar Putih
3 Lonjong Datar Putih
3.1.3 Perhitungan jumlah Mikroba
Perhitungan dilakukan pada biakan di pengenceran 10-3 sampai 10-5
No. Pengenceran Jumlah koloni
1 10-3 689
2 10-5 94 (terdapat swam)
3 10-6 965
Perhitungan diambil dari pengenceran 10-3 :
689 x 10-3 per 100 µL = 6850/ 1 mL
Jika 1 gram / 1 mL = 6850 maka 5 gram / 5 mL = 6850 x 5 = 34250
6850 x 5 x 10-3 = 34250
10-2 = 342.500
10-1 = 3.425.000
100 = 34.250.000 / 5mL
Jadi, dalam 5 mL sampel yang diencerkan pada pengenceran 100 terdapat 34.250.000 koloni bakteri
3.2 Pembahasan
3.2.1 Purifikasi Bakteri
Purifikasi bertujuan untuk mendapatkan biakan murni dari satu jenis bakteri dalam suatu koloni bakteri. Cara yang dilakukan adalah dengan mengambil satu sampel bakteri dari bakteri yang sudah ditanam sebelumnya kemudian dipindahkan ke media baru dengan metode streak.
Setelah didapat biakan murni, kemudian hasil purifikasi dipindahkan ke media miring dan media broth. Kedua media ini ditempatkan di tabung bukan di cawan, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi bakteri lain karena luas permukaan yang lebih sempit dibandingkan dengan cawan.
3.2.2 Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Bakteri
Pengamatan dimulai dengan membagi cawan menjadi 8 kuadran kemudian agar memudahkan kita menganggap jumlah koloni pada kuadran yang sama besar adalah sama.
Setelah dilakukan perhitungan jumlah koloni menggunakan hand counter, identifikasi bentuk, warna dan teksturnya.
Pada praktikum kaliini hanya didapat 3 warna bakteri yaitu putih transparan, putih susu dan kuning. Sedangkan untuk Bentuk ditemukan koloni berbentuk hifa, bulat simetris, bulat telur dan lonjong.
Untuk mengidentifikasi tekstur bakteri, kita cukup melihat cawan dari samping, memang sedikit sulit tetapi tekstur yang timbul akan sedikit terlihat jika kita mengamati dari samping cawan.
3.2.3 Perhitungan Jumlah Mikroba
Dari pengenceran yang dilakukan, perhitungan jumlah koloni hanya dilakukan pada pengenceran 10-3 sampai 10-6 karena kepadatan bakteri lebih tinggi pada pengenceran di bawah 10-3 dan akan menyulitkan perhitungan.
Perhitungan jumlah koloni dimulai dengan membuat VIII kuadran, kemudian menghitung dengan menggunakan hand counter.
Setelah dilakukan perhitungan, tulis data masing-masing pengenceran pada tabel. Perhitungan dapat dilakukan jika jumlah koloni lebih dari 300 dan kurang dari 3.000.000 dan diusahakan tidak terdapat swam.
Swam adalah koloni bakteri yang kurang membentuk koloni atau tidak terlihat membentuk koloni karena pengaruh air laut yang tidak sengaja ikut tertanam ke media.
Pada perhitungan ini, diambil data dari pengenceran 10-3 dimana terdapat 689 koloni atau 689.10-3/ 100 µL atau juga sama dengan 6850 per 1 mL.
Jika dalam 1 gram/1 mL ada 6850 maka dalam 5 gram/ 5 mL terdapat 5 kali 6850 koloni, yaitu 34.250 x 10-3
Maka dapat dikatakan, dalam pengenceran 10-3 terdapat 34.250 x 10-3koloni bakteri.
Setelah itu didapatlah hasil untuk pengenceran 10-2 sejumlah 342.500 pengenceran 10-1 3.425.000 dan pengenceran 100 34.250.000
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
• Purifikasi adalah teknik untuk mendapatkan satu biakan murni dari beberapa koloni bakteri.
• Bentuk koloni bakteri yang ditemukan pada praktikum kali ini adalah hifa, bulat simetris, bulat telur dan lonjong
• Bakteri mempunyai tekstur dan warna yang beragam, contoh tekstur bakteri misalnya datar, cembung, atau tidak teratur.
• Perhitungan jumlah koloni dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung.
• Perhitungan koloni dilakukan dengan metode plate count atau hitungan cawan dan metode ini termasuk metode tidak langsung.
4.2 Saran
• Asisten lebih telaten lagi membantu praktikan agar praktikan benar-benar memahami.
• Praktikan harus lebih teliti dan serius memperhatikan asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Alcamo IE (2001).Fundamentals of microbiology. Boston: Jones and Bartlett
Atlas RM (1995). Principles of microbiology. St. Louis: Mosby
Dwidjoseputro, D., Prof.,Dr. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta : Djambatan
Fardiaz, S. 1990. Fisiologi Fermentasi. IPB, Bogor.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL (2004). Microbiology: an introduction (edisi ke-8th ed,). San Francisco: Benjamin Cummings
http://ekmon-saurus.blogspot.com diakses pada hari Sabtu, 3 November 2012 Pukul 15.00
Martinko JM, Madigan MT (2005). Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-11th ed.). Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes.
Saputro D. 2002.Dasar-dasar Mikrobiologi.Cetakan ke – 10.Jakarta : Universitas Indonesia ( IU-Press ).
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut
Purifikasi Bakteri, Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Bakteri, Perhitungan Jumlah Mikroba
Disusun Oleh :
Hapsari Titi Mumpuni
26020111140086
Kelompok 6
Asisten :
Heru Kurniawan Alamsyah
K2D 009 075
Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
Semarang
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar